Apa itu The Graph (GRT)

Oleh CMC AI
09 December 2025 08:48PM (UTC+0)

TLDR

The Graph (GRT) adalah protokol terdesentralisasi yang mengindeks dan mengatur data blockchain, memungkinkan pencarian data yang efisien untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps) di lebih dari 90 jaringan blockchain.

  1. Fungsi Utama: Berperan sebagai lapisan data terdesentralisasi, memungkinkan pengembang mengakses data blockchain yang terstruktur tanpa perlu server terpusat.

  2. Inovasi Utama: Menggunakan "subgraphs" (API terbuka) untuk mengindeks dan mengambil data, mempermudah pengembangan aplikasi DeFi, NFT, dan platform tata kelola.

  3. Manfaat Token: GRT memberikan insentif kepada peserta jaringan (Indexer, Curator, Delegator) untuk menjaga integritas dan efisiensi data.


Penjelasan Mendalam

1. Tujuan & Nilai yang Diberikan

The Graph mengatasi masalah aksesibilitas data di blockchain. Blockchain sangat baik dalam mencatat transaksi, tetapi kurang efisien saat mencari data spesifik seperti saldo pengguna atau kepemilikan NFT. Dengan mengindeks data ke dalam subgraphs, The Graph memungkinkan pengembang mengambil informasi dalam hitungan detik tanpa perlu membangun infrastruktur khusus. Hal ini sangat penting untuk dApps yang membutuhkan data real-time, seperti Uniswap (statistik likuiditas) atau Decentraland (metadata NFT).

2. Teknologi & Arsitektur

  • Subgraphs: Menentukan cara data diindeks dari jaringan seperti Ethereum, Solana, atau TRON. Pengembang menulis subgraphs menggunakan GraphQL, yang mengatur query untuk dompet digital, DEX, atau DAO.
  • Peran dalam Jaringan:
    • Indexers: Operator node yang melakukan staking GRT untuk mengindeks data dan melayani permintaan query dengan imbalan biaya.
    • Curators: Memberi sinyal pada subgraphs yang bernilai dengan melakukan staking GRT, membantu Indexers fokus pada data penting.
    • Delegators: Melakukan staking GRT ke Indexers untuk mendapatkan bagian dari biaya tanpa harus menjalankan node sendiri.
  • Substreams: Alat streaming data real-time yang diperkenalkan pada 2025, memungkinkan analitik instan untuk kebutuhan perusahaan (misalnya volume transaksi harian TRON sebesar $25 miliar).

3. Tokenomik & Tata Kelola

GRT adalah token kerja dalam protokol ini:
- Staking: Indexers wajib melakukan staking GRT sebagai jaminan, memastikan insentif untuk menyediakan data yang akurat.
- Biaya Query: Dibayar dalam GRT oleh dApps, kemudian didistribusikan kepada Indexers, Curators, dan Delegators.
- Tata Kelola: The Graph Council mengawasi pembaruan protokol, dengan pemungutan suara terbaru terkait staking lintas rantai melalui Chainlink’s CCIP.


Kesimpulan

The Graph adalah infrastruktur dasar untuk Web3, yang mengubah data mentah blockchain menjadi informasi yang dapat digunakan. Model terdesentralisasinya menjamin keandalan dan skalabilitas seiring pertumbuhan dApps. Dengan ekspansi ke integrasi AI dan dukungan multi-chain, apakah GRT dapat menjadi standar universal untuk pengindeksan data on-chain?

CMC AI can make mistakes. Not financial advice.