Penjelasan Mendalam
1. Tujuan & Nilai yang Diberikan
Livepeer bertujuan untuk mendemokratisasi infrastruktur video dengan menggantikan layanan terpusat (seperti AWS) dengan jaringan terdesentralisasi. Protokol ini memproses transcoding video (mengubah video mentah ke format yang sesuai untuk berbagai perangkat) dan tugas AI (misalnya analisis video secara real-time) menggunakan klaster GPU yang tersebar. Hal ini menurunkan biaya bagi pengembang dan memastikan akses terbuka yang tahan sensor terhadap alat video.
2. Teknologi & Arsitektur
Dibangun di atas Ethereum, Livepeer menggunakan jaringan node Orchestrator (operator GPU yang menangani transcoding dan tugas AI), node Gateway (yang mengarahkan pekerjaan), serta sistem micropayment untuk transaksi. Delegator melakukan staking LPT ke Orchestrator dan berbagi biaya serta hadiah. Protokol ini memiliki pipeline “Cascade” yang mendukung pemrosesan AI untuk live streaming, sementara integrasi dengan platform seperti Farcaster memperluas penggunaan sosial terdesentralisasi (Livepeer).
3. Tokenomik & Tata Kelola
LPT adalah token ERC-20 dengan tiga peran utama:
- Orchestrator: Melakukan staking LPT untuk mendapatkan biaya dalam ETH dan hadiah LPT.
- Delegator: Melakukan staking ke Orchestrator untuk mendapatkan hadiah pasif.
- Tata Kelola: Memberikan suara pada pembaruan protokol, alokasi dana, dan Special Purpose Entities (SPE) yang mendorong pertumbuhan ekosistem (Medium).
Inflasi token disesuaikan berdasarkan partisipasi staking, namun biaya dari penggunaan jaringan kini semakin banyak memberikan penghargaan kepada peserta.
Kesimpulan
Livepeer adalah tulang punggung terdesentralisasi untuk video dan komputasi AI, yang menggabungkan inovasi teknis dengan tata kelola yang didorong oleh komunitas. Tokenomiknya memberikan penghargaan bagi partisipasi sekaligus menyelaraskan insentif untuk pertumbuhan jaringan. Apakah infrastruktur video terdesentralisasi dapat berkembang untuk memenuhi permintaan global seiring percepatan adopsi AI?