Penjelasan Mendalam
1. Inaksi yang Dipimpin Komunitas (Q3 2025)
Gambaran:
Proyek ini berencana meluncurkan DAO untuk “membahas apa-apa” dan dompet multi-sig yang tidak memerlukan penandatangan, sebagai parodi dari konsep tata kelola terdesentralisasi. Ada juga rencana mengadakan Twitter Space tentang “melakukan lebih sedikit” (Useless Coin Roadmap).
Arti bagi USELESS:
Langkah ini netral bagi USELESS karena memperkuat narasi meme yang menjadi ciri khasnya. Meskipun ironi ini bisa menarik komunitas niche, ketiadaan mekanisme tata kelola nyata membatasi kegunaan token. Para trader mungkin melihat ini sebagai dorongan yang didorong oleh novelty, namun keterlibatan jangka panjang bergantung pada relevansi humor yang berkelanjutan.
2. Pivot Anti-Roadmap (Q4 2025)
Gambaran:
USELESS berencana membakar roadmap aslinya, mengganti pengembang dengan potongan karton, dan memindahkan Discord ke MySpace—sebuah sindiran terhadap tren kripto yang cepat berlalu dan meme yang didorong oleh nostalgia.
Arti bagi USELESS:
Langkah ini kurang baik untuk kredibilitas teknis, tetapi berpotensi meningkatkan viralitas. Risiko yang dihadapi adalah menjauhkan investor yang mengharapkan kemajuan nyata, namun absurditas ini bisa memperkuat daya tarik di media sosial. Indikator yang perlu diperhatikan: sentimen sosial (aktivitas Twitter/X) dan pencatatan di bursa (misalnya pencatatan di Coinbase yang dikonfirmasi pada Agustus 2025 (Coinbase Assets)).
3. The Pause (Q1 2026)
Gambaran:
Fase “retret diam-diam” di mana proyek menghentikan pembaruan, sambil menggoda dengan token meditasi yang sebenarnya tidak ada, sebagai parodi siklus hype.
Arti bagi USELESS:
Ini negatif untuk momentum, namun sesuai dengan tema anti-pertumbuhan USELESS. Ketidakaktifan yang berkepanjangan bisa menyebabkan likuiditas menurun (volume 24 jam saat ini: $22,9 juta, turun 0,3% MoM). Namun, lonjakan harga token sebesar 95.058% dalam 1 tahun menunjukkan volatilitas mungkin tetap ada karena dorongan meme.
Kesimpulan
Roadmap USELESS semakin menegaskan absurditas meme, mengutamakan ironi daripada kegunaan nyata. Meskipun ini memicu minat spekulatif jangka pendek (terbukti dari pencatatan bursa baru-baru ini), kurangnya perkembangan substansial menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan. Bagaimana pasar akan bereaksi ketika lelucon ini menjadi terlalu dapat diprediksi?