Analisis Mendalam
1. Berita Serangan Sybil (Dampak Campuran)
Gambaran: Bubblemaps mengidentifikasi serangan Sybil pada presale token WET berbasis Solana, di mana lebih dari 1.100 dompet bot mengambil alih peluncuran (CoinMarketCap). Meskipun ini menunjukkan kegunaan forensik Bubblemaps, berita tersebut tidak memicu momentum positif untuk BMT.
Maknanya: Para trader mungkin melihat insiden seperti ini sebagai risiko sistemik, bukan sebagai pemicu adopsi BMT. Peran platform dalam mengungkap penipuan belum mendorong permintaan token secara signifikan, menunjukkan adanya kesenjangan antara kegunaan dan persepsi pasar.
2. Kelemahan Teknis (Dampak Negatif)
Gambaran: BMT turun di bawah rata-rata pergerakan sederhana (SMA) 7 hari ($0,0271) dan SMA 30 hari ($0,0307), dengan RSI-14 di angka 33,48 yang menandakan kondisi oversold namun belum ada tanda pembalikan. Histogram MACD berubah positif (+0,000114), tetapi garis sinyal masih berada di wilayah negatif.
Maknanya: Upaya pemulihan belum menunjukkan kekuatan yang meyakinkan. Resistensi utama berada di level Fibonacci 23,6% ($0,0347), sementara kegagalan mempertahankan level $0,025 bisa memicu pengujian ulang titik terendah tahun 2025 ($0,02497).
3. Tekanan Likuidasi Altcoin (Dampak Negatif)
Gambaran: Indeks Fear & Greed kripto berada di angka 21 (“Ketakutan Ekstrem”), dengan dominasi Bitcoin sebesar 58,7%. Volume perdagangan BMT dalam 24 jam naik 14,6% menjadi $5,6 juta, namun rasio turnover (volume/pasar) tetap rendah di 0,423, menandakan likuiditas yang tipis.
Maknanya: Dalam kondisi pasar yang menghindari risiko, altcoin dengan likuiditas rendah seperti BMT menghadapi tekanan jual yang lebih besar. Kurangnya dukungan pembelian memperparah tekanan penurunan harga.
Kesimpulan
Penurunan BMT mencerminkan kombinasi dari sikap hati-hati di seluruh sektor, kerusakan teknis, dan harapan yang belum terpenuhi bahwa analitik on-chain dapat mendorong permintaan token. Perhatian utama: Apakah BMT mampu bertahan di level support $0,025, atau tekanan pasar yang lebih luas akan mendorongnya ke level terendah baru tahun ini?