Penjelasan Mendalam
1. Tujuan & Nilai yang Ditawarkan
PAAL AI hadir untuk mengatasi kompleksitas dalam memahami pasar crypto dan sistem terdesentralisasi dengan memberikan wawasan berbasis AI. Produk unggulannya, PaaLLM-0.5, adalah model bahasa native Web3 yang dilatih khusus pada topik crypto seperti protokol DeFi, tokenomik, dan tata kelola DAO. Berbeda dengan alat AI umum, model ini terhubung langsung ke data blockchain secara real-time (misalnya harga token melalui CoinGecko) dan memvalidasi hasilnya dengan sumber on-chain (PAAL AI). Hal ini menjadikan PAAL sumber daya khusus bagi trader, pengembang, dan peneliti yang membutuhkan analisis crypto yang akurat dan terkini.
2. Teknologi & Arsitektur
PaaLLM-0.5 menggunakan arsitektur transformer multimodal dengan jendela konteks sebesar 1 juta token, memungkinkan analisis mendalam terhadap konten crypto yang panjang. Model ini terintegrasi dengan platform seperti Telegram dan Discord melalui agen AI, sehingga pengguna dapat menanyakan data pasar, metrik protokol, atau proposal tata kelola melalui chat. Model ini dijalankan menggunakan Google Vertex AI untuk skalabilitas dan mendukung API bagi pengembang untuk integrasi kustom, seperti terminal trading atau dashboard analitik.
3. Tokenomik & Tata Kelola
Token PAAL (ERC-20) memberikan insentif bagi partisipasi dalam ekosistem:
- Pembagian Keuntungan: Pendapatan dari layanan AI digunakan untuk pembelian kembali token.
- Hadiah Staking: Pengguna mendapatkan bunga dengan mengunci token, yang membuka fitur premium.
- Tata Kelola: Pemegang token dapat memberikan suara pada pembaruan protokol dan alokasi dana.
Dengan 997,5 juta token yang beredar (99,75% dari total pasokan maksimum), risiko inflasi dapat diminimalkan.
Kesimpulan
PAAL AI menggabungkan kekuatan analitik AI dengan transparansi blockchain, menciptakan alat yang disesuaikan untuk pelaku crypto. Fokusnya pada data real-time, tokenomik berbasis komunitas, dan integrasi mulus (misalnya bot AI di Carbon Browser) membedakannya dari proyek AI umum. Seiring pertumbuhan adopsi Web3, apakah model khusus PAAL dapat menjadi lapisan intelijen utama untuk aplikasi terdesentralisasi?