Prediksi Harga MANTRA (OM)

Oleh CMC AI
05 December 2025 12:26PM (UTC+0)

TLDR

Harga MANTRA bergerak di antara momentum migrasi dan tantangan pasar.

  1. Batas Waktu Migrasi Token – Penghentian ERC20 OM pada 15 Januari 2026 berisiko menyebabkan delisting di bursa, namun dapat mengonsolidasikan likuiditas.

  2. Kecepatan Adopsi RWA – Kemitraan seperti Inveniam dengan Layer 2 untuk data properti dapat meningkatkan kegunaan token.

  3. Posisi Regulasi – Lisensi VASP Dubai memberikan keunggulan kepatuhan di tengah perubahan kebijakan global.

Penjelasan Mendalam

1. Migrasi Token & Redenominasi (Dampak Campuran)

Gambaran Umum:
MANTRA sedang menghentikan penggunaan token ERC20 OM dan mengharuskan migrasi ke jaringan asli sebelum 15 Januari 2026. Hingga November 2025, lebih dari 67,9% token ERC20 OM (600 juta token) telah bermigrasi. Bursa seperti INDODAX sudah mengumumkan delisting, sehingga menimbulkan urgensi. Pada saat yang sama, redenominasi 1:4 (OM → ticker MANTRA) dilakukan untuk menyesuaikan pasokan dan harga secara proporsional tanpa mengubah nilai kepemilikan.

Arti dari ini:
- Positif: Migrasi yang berhasil dapat memperdalam likuiditas on-chain (perputaran saat ini: 0,226) dan mengurangi fragmentasi token.
- Negatif: Jika sekitar 32% token yang tersisa tidak bermigrasi sebelum batas waktu, risiko kehilangan token OM secara permanen muncul, yang bisa memicu tekanan jual jika pengguna panik.

2. Perluasan Aset Dunia Nyata (Dampak Positif)

Gambaran Umum:
Jaringan Layer 1 MANTRA fokus pada tokenisasi aset dunia nyata (RWA), dengan pencapaian terbaru:
- Peluncuran Inveniam Chain (Layer 2) untuk data properti privat senilai $27 triliun (MANTRA).
- Lisensi VASP Dubai yang memungkinkan perdagangan RWA secara patuh regulasi.
- Lebih dari 500 juta pesanan harian yang ditokenisasi melalui armada sepeda listrik Pyse di Dubai.

Arti dari ini:
Permintaan RWA yang terus tumbuh (diperkirakan pasar lebih dari $16 triliun) dapat meningkatkan kegunaan OM untuk staking, tata kelola, dan biaya transaksi. Kemitraan dengan institusi seperti Inveniam dan Ctrl Alt menambah kredibilitas, namun kecepatan adopsi bergantung pada kemampuan mengajak penerbit aset dan membuktikan skalabilitas jaringan.

3. Sentimen Makro & Likuiditas (Risiko Negatif)

Gambaran Umum:
- Indeks ketakutan/keserakahan crypto: 25 (“Ketakutan Ekstrem”) per Desember 2025.
- Dominasi BTC: 58,7%, menekan reli altcoin.
- Volume 24 jam OM turun 14,16% menjadi $19,3 juta, menandakan likuiditas yang tipis.

Arti dari ini:
Penurunan harga OM sebesar -63% dalam 90 hari sejalan dengan lemahnya altcoin secara umum. Musim “Bitcoin Season” yang berkelanjutan (Altcoin Season Index: 21/100) mungkin menunda pemulihan. Namun, segmen RWA OM bisa saja terlepas dari tren ini jika aliran dana institusional masuk.

Kesimpulan

Masa depan OM bergantung pada kelancaran migrasi token dan keberhasilan membuktikan kasus penggunaan RWA di tengah pasar crypto yang berhati-hati. Batas waktu Januari 2026 menjadi ujian penting bagi likuiditas, sementara kepatuhan regulasi di Dubai memberikan keunggulan kompetitif. Apakah desentralisasi validator MANTRA (dari 5 menjadi 2) dan APR staking 18% cukup menarik minat untuk mengimbangi kekhawatiran inflasi? Pantau penutupan jembatan ERC20 OM dan pertumbuhan TVL RWA setelah migrasi.

CMC AI can make mistakes. Not financial advice.