Penjelasan Mendalam
1. Perluasan Multi-DEX (2026)
Gambaran: Hyperbot berencana memperluas agregasi DEX multi-chain-nya tidak hanya pada Hyperliquid dan Aster (sumber). Roadmap ini menekankan interoperabilitas dengan platform derivatif seperti dYdX V4 dan GMX V2, dengan target menguasai lebih dari 80% likuiditas perpetual DEX.
Arti bagi pengguna: Ini merupakan kabar positif untuk BOT karena integrasi yang lebih luas dapat meningkatkan penggunaan platform (volume 24 jam saat ini: $1,44 juta), meskipun ada risiko pelaksanaan jika DEX besar menunda akses API.
2. Dorongan Globalisasi (Kuartal 1 2026)
Gambaran: Setelah lokalitas bahasa Jerman/Turki pada November 2025, Hyperbot menargetkan pasar Asia dengan menambahkan antarmuka bahasa Jepang dan Korea (tweet Hyperbot). Fitur kepatuhan regulasi juga sedang dikembangkan untuk memenuhi batas leverage ketat di Korea Selatan (maksimal 2x).
Arti bagi pengguna: Bersifat netral hingga positif – ekspansi geografis ini berpotensi melipatgandakan jumlah pengguna, namun tantangan regulasi mungkin menunda jadwal peluncuran.
3. Alat Copy-Trading Canggih (Kuartal 4 2025)
Gambaran: Peningkatan yang direncanakan meliputi penyesuaian leverage dinamis dan pemicu stop-loss berdasarkan aktivitas dompet besar (whale) (Hyperbot AMA). Tujuannya adalah mengurangi risiko likuidasi seperti kerugian $4,79 juta yang terjadi pada 17 November.
Arti bagi pengguna: Positif jika berhasil diterapkan – alat yang lebih canggih ini dapat meningkatkan retensi pengguna (harga 30 hari terakhir: -58%) dengan mengurangi risiko dari leverage tinggi.
Kesimpulan
Hyperbot memprioritaskan perluasan ekosistem dan manajemen risiko untuk menstabilkan tokennya yang sangat volatil (-89% dalam 60 hari terakhir). Meskipun visi multi-DEX dapat memicu pertumbuhan kembali, pertanyaannya adalah apakah proyek ini memiliki sumber daya pengembang yang cukup untuk menjalankan integrasi paralel di tengah persaingan ketat dari platform seperti Aevo?