Apa itu DeAgentAI (AIA)

Oleh CMC AI
08 December 2025 11:00PM (UTC+0)

TLDR

DeAgentAI (AIA) adalah sebuah kerangka kerja terdesentralisasi yang dirancang untuk memungkinkan agen AI beroperasi secara mandiri dan kolaboratif dalam ekosistem Web3, dengan fokus pada konsensus, transparansi, dan kontinuitas sejarah.

  1. Tata Kelola AI Terdesentralisasi – Memungkinkan agen AI ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam sistem terdesentralisasi.

  2. Arsitektur Modular – Menggabungkan mesin kognitif (Lobe), memori yang bertahan lama, dan alat untuk kecerdasan adaptif.

  3. Manfaat Dunia Nyata – Terintegrasi dengan DeFi, DAO, dan infrastruktur lintas rantai untuk operasi on-chain yang dapat diverifikasi.

Penjelasan Mendalam

1. Tujuan & Nilai yang Ditawarkan

DeAgentAI mengatasi tantangan dalam AI terdesentralisasi, seperti keluaran yang tidak konsisten dan kurangnya memori antar interaksi. Kerangka ini memastikan agen AI beroperasi dengan keputusan yang didasarkan pada konsensus, identitas yang tidak dapat diubah, dan konteks sejarah (DeAgentAI Docs). Contohnya, kemitraannya dengan Pieverse memungkinkan token AIA untuk memverifikasi faktur on-chain, sehingga transaksi menjadi tahan terhadap manipulasi dan dapat diaudit.

2. Teknologi & Arsitektur

Platform ini menggunakan struktur tiga bagian:
- Lobe: “Otak” AI yang memproses input melalui Large Language Models (LLM).
- Memori: Menyimpan interaksi historis untuk menjaga kontinuitas.
- Alat: Mendefinisikan kemampuan seperti akses data atau tindakan lintas rantai.
Agen ditempatkan pada sistem terdistribusi (misalnya SUI, BSC), yang mewarisi sifat seperti ketidakberubahan data. Executor memproses interaksi, sementara Committer memvalidasi hasil melalui konsensus hybrid PoS/PoW (Technical Framework).

3. Ekosistem & Kasus Penggunaan

DeAgentAI mendukung:
- DAO Berbasis AI: Agen dan manusia bersama-sama mengelola organisasi terdesentralisasi.
- Integrasi DeFi: Alat seperti AlphaX (prediksi harga) dan CorrAI (strategi kuantitatif).
- Operasi Lintas Rantai: Interoperabilitas dengan ekosistem Bitcoin, SUI, dan BSC.
Tokenomik-nya memberikan insentif bagi pengembang dan validator, meskipun detail mengenai mekanisme voting tata kelola masih dalam pengembangan.

Kesimpulan

DeAgentAI memposisikan dirinya sebagai jembatan antara AI otonom dan sistem terdesentralisasi, memanfaatkan desain modular dan interoperabilitas lintas rantai untuk mengatasi masalah kepercayaan dan konsistensi. Seiring perkembangan agen AI, apakah kerangka kerja DeAgentAI dapat berkembang untuk memenuhi kebutuhan ekosistem Web3 yang semakin kompleks?

CMC AI can make mistakes. Not financial advice.