Penjelasan Mendalam
1. Volatilitas Pasca-Listing (Dampak Bearish)
Gambaran: BTX mulai diperdagangkan di Binance Alpha dan Gate.io pada 11 Desember, dengan volume perdagangan awal mencapai $2,5 juta. Namun, harga turun 73,57% dalam 30 hari karena permintaan spekulatif menurun setelah listing (Gate.com).
Maknanya: Listing baru sering memicu siklus “beli rumor, jual berita”. Dengan pasokan beredar BTX sebanyak 224 juta (15% dari total) dan likuiditas rendah, volatilitas menjadi lebih tinggi.
Yang perlu diperhatikan: Volume perdagangan yang terus-menerus di bawah $1 juta bisa menjadi tanda minat pasar yang menurun.
2. Tekanan Jual dari Airdrop (Dampak Bearish)
Gambaran: Airdrop BTX dari Binance Alpha pada 11 Desember diberikan kepada pengguna dengan Alpha Points. Secara historis, 60-80% token airdrop biasanya dijual dalam 2 minggu (Bitrue).
Maknanya: Tekanan jual langsung dari penerima airdrop kemungkinan mempercepat penurunan harga. Volume perdagangan 24 jam BTX turun 24,63% menjadi $2,5 juta, menunjukkan dukungan beli yang melemah.
3. Analisis Teknikal (Dampak Bearish)
Gambaran: RSI 7 hari BTX sebesar 1,3 (skala 0-100) menunjukkan kondisi oversold yang sangat ekstrem. Namun, harga masih berada di bawah semua rata-rata pergerakan utama ($0,0149 SMA7).
Maknanya: Meskipun RSI oversold bisa menjadi sinyal potensi rebound, tidak adanya divergensi bullish atau lonjakan volume menunjukkan momentum penurunan masih berlanjut.
Kesimpulan
Penurunan BTX mencerminkan gejolak pasca-listing, aksi jual dari airdrop, dan kondisi teknikal yang bearish. Walaupun kondisi oversold mungkin menarik bagi trader jangka pendek, kurangnya katalis fundamental (misalnya pertumbuhan TVL di atas $12,8 juta) membatasi potensi kenaikan harga.
Hal penting yang perlu dipantau: Apakah BTX dapat bertahan di level support $0,01, atau kekhawatiran dilusi dari total pasokan 1,5 miliar token akan memicu harga terendah baru?