Penjelasan Mendalam
1. Tujuan & Nilai yang Ditawarkan
Acala bertujuan menyatukan keuangan terdesentralisasi dan keuangan tradisional dengan menyediakan “Universal Asset Hub” untuk likuiditas lintas rantai. Produk unggulannya, token staking cair LDOT, memungkinkan pemegang Polkadot (DOT) untuk melakukan staking aset sambil tetap mempertahankan likuiditas untuk aktivitas DeFi seperti pinjaman atau perdagangan. Jaringan ini juga mendukung aUSD, sebuah stablecoin terdesentralisasi yang dijamin oleh aset multichain, serta automated market maker (AMM) untuk pertukaran aset.
Dengan memanfaatkan interoperabilitas Polkadot, Acala berperan sebagai gerbang keuangan bagi parachain (blockchain khusus) dan jaringan eksternal, memungkinkan transfer aset dan peluang hasil yang lancar (Acala Network).
2. Teknologi & Arsitektur
Dibangun menggunakan Substrate—kerangka blockchain modular—Acala dioptimalkan untuk DeFi dengan kompatibilitas Ethereum Virtual Machine (EVM), yang memungkinkan pengembang menjalankan smart contract berbasis Ethereum. Arsitekturnya meliputi:
- Homa Protocol: Mengubah DOT yang di-stake menjadi token LDOT cair.
- Oracle Feeds: Menyediakan data harga yang aman untuk pencetakan stablecoin dan pinjaman.
- HyFi Stack: Menggabungkan stablecoin terdesentralisasi, staking, dan tata kelola dalam satu platform.
3. Tokenomik & Tata Kelola
ACA memiliki pasokan tetap sebanyak 1,6 miliar token, dengan 72,9% (1,17 miliar) beredar hingga Desember 2025. Mekanisme utama:
- Staking: Mendapatkan hadiah sekaligus mengamankan jaringan.
- Fee Burn: 20% dari biaya transaksi dibakar untuk mengurangi pasokan token.
- Tata Kelola: Proposal meliputi alokasi dana hingga pemilihan validator, yang diputuskan melalui mekanisme organisasi otonom terdesentralisasi (DAO).
Kesimpulan
Acala Token adalah fondasi dari ekosistem DeFi native Polkadot yang dirancang untuk menggabungkan keuangan kripto dan tradisional melalui staking cair, stablecoin, dan interoperabilitas lintas rantai. Pertanyaannya adalah, seberapa efektif model tata kelola ACA dapat beradaptasi dengan tantangan regulasi dan teknis yang terus berkembang dalam keuangan hibrida?