Penjelasan Mendalam
1. Arus Keluar ETF (Dampak Bearish)
Gambaran: ETF spot Ethereum di AS mengalami arus keluar sebesar $260 juta pada 13 November, bagian dari penarikan bersih $1,4 miliar sejak akhir Oktober (Coindesk). Pemegang jangka panjang (3-10 tahun) menjual sekitar 45 ribu ETH per hari, kecepatan penjualan tercepat sejak Februari 2021.
Maknanya: Arus keluar yang berkelanjutan mengurangi permintaan dari institusi dan menandakan melemahnya kepercayaan pasar. Korelasi negatif ETH dengan Bitcoin (-8% harian) memperburuk tekanan jual.
Yang perlu diperhatikan: Potensi pembalikan arus masuk ETF jika sentimen makro membaik.
2. Likuidasi Pasar Luas (Dampak Bearish)
Gambaran: Terjadi likuidasi kripto senilai $1,36 miliar dalam 24 jam, dengan $1,2 miliar berasal dari posisi long (Decrypt). Open interest futures ETH turun 4% karena posisi leverage dilepas.
Maknanya: Penjualan paksa akibat likuidasi menciptakan lingkaran umpan balik negatif. Volume perdagangan ETH dalam 24 jam melonjak 38,7% menjadi $56,3 miliar, mencerminkan aksi jual panik.
3. Kerusakan Teknis (Dampak Bearish)
Gambaran: Ethereum menembus level support $3.325, mengonfirmasi pola lower-high. RSI di angka 34,61 menunjukkan kondisi oversold, namun MACD (-16,3) mengindikasikan momentum bearish.
Maknanya: Penurunan di bawah level kunci ($3.325 ke $3.080) memicu penjualan algoritmik dan ritel. EMA 200 hari di $3.447 kini berperan sebagai level resistance.
Kesimpulan
Penurunan Ethereum disebabkan oleh keluarnya dana institusional melalui ETF, rangkaian likuidasi, dan kerusakan teknis. Meskipun kondisi oversold bisa memicu rebound jangka pendek, pengembalian ke level $3.325 sangat penting untuk membalikkan tren menjadi bullish.
Yang perlu diwaspadai: Apakah ETH dapat bertahan di support $3.080 di tengah jatuhnya kontrak derivatif senilai $1,9 triliun hari ini?