Apa Itu Dollar-Cost Averaging (DCA)?
How-to Guides

Apa Itu Dollar-Cost Averaging (DCA)?

Dollar-cost averaging adalah strategi investasi yang melibatkan penyebaran pembelian di seluruh interval yang telah ditentukan, terlepas dari harga.

Apa Itu Dollar-Cost Averaging (DCA)?

Daftar Isi

Ketika berbicara tentang investasi, ada banyak strategi dengan berbagai tingkat risiko. Salah satu strategi tersebut adalah dollar-cost averaging, alias DCA, yang dirancang untuk membangun kekayaan dari waktu ke waktu. Ini adalah pendekatan investasi di mana pembelian aset secara berkala pada akhirnya menghilangkan kebutuhan untuk menebak waktu pasar. Kedengarannya membingungkan? Lanjutkan membaca untuk mengetahui lebih banyak tentang strategi ini dan bagaimana menggunakannya secara efektif dalam strategi investasi kripto Anda.

Join us in showcasing the cryptocurrency revolution, one newsletter at a time. Subscribe now to get daily news and market updates right to your inbox, along with our millions of other subscribers (that’s right, millions love us!) — what are you waiting for?

Apa Itu Dollar-Cost Averaging (DCA)?

Dollar-cost averaging (DCA) adalah rencana investasi yang kurang terukur yang membantu investor menghilangkan keputusan berbasis emosi. Di sini, investor berupaya mengurangi efek volatilitas harga dengan menyebarkan pembelian di seluruh interval yang telah ditentukan. Daripada menginvestasikan segepok 'lump sum' dalam sebuah kelas aset, investor memilih untuk menginvestasikan sejumlah tetap mingguan, bulanan, atau dua bulanan. Hal ini dilakukan terlepas dari perubahan harga.

Pikirkan dollar-cost average sebagai sarana yang layak untuk menavigasi pasar yang bergejolak tanpa harus mengukur titik masuk terbaik. Karena modal tersebar di interval yang telah ditentukan, strategi ini cenderung memperlancar harga pembelian Anda selama durasi investasi. Ini jauh lebih baik daripada menginvestasikan segepok 'lump sum' pada harga puncak.

Intinya, kita dapat mengatakan bahwa dollar-cost averaging adalah strategi investasi yang cocok untuk pemula atau individu yang tidak ingin membebani diri dengan aspek teknis analisis pasar.

Siapa yang Sebaiknya Menggunakan DCA?

Dollar-cost averaging sangat ideal untuk investor jangka panjang.

Tujuannya adalah untuk tetap berpegang pada siklus investasi di mana jumlah tetap secara konsisten diinvestasikan dalam suatu aset. Tidak ada celah untuk keraguan, keserakahan, atau ketakutan yang terkait dengan strategi investasi jangka pendek. Perlu juga disebutkan bahwa dollar-cost averaging lebih efektif di saat bear market. Sementara sebagian besar investor terlalu takut untuk membeli, selalu bertanya-tanya apakah mereka terlalu dini atau terlambat masuk permainan, rencana dollar-cost averaging Anda akan memberi Anda kerangka investasi untuk membeli saat koreksi pasar.

Sekarang setelah Anda mengetahui dasar-dasar dollar-cost averaging, mari kita lihat kemungkinan efek dari strategi ini dalam berbagai skenario investasi.

Bagaimana Cara Kerja Dollar-Cost Averaging?

Sebelum kita menyelami hal-hal teknis yang terlibat, mari kita gambarkan semua kemungkinan hasil dari strategi investasi lump sum. Sebagai contoh, katakanlah Anda memutuskan untuk menginvestasikan sejumlah $1.000 dalam aset senilai $50 per saham. Dengan demikian, Anda dapat membeli 20 saham dalam sekali pembelian. Jadi, apa yang terjadi jika Anda memilih untuk menjual saat harga berada di $40, $60, atau $80?

Dari tabel di atas, jelas bahwa strategi lump sum bekerja paling baik ketika investor telah mengenali waktu terbaik untuk memasuki pasar — itu juga berarti Anda harus memilih untuk menjual pada waktu yang tepat. Mari kita bandingkan basis ini dengan potensi hasil dari strategi dollar-cost averaging.

Dollar-Cost Averaging di Saat Bear Market

Karena investasi DCA adalah rencana pembelian berkelanjutan, Anda perlu menyebarkan modal $1.000 Anda ke beberapa pembelian. Misalnya, Anda dapat memiliki rencana dollar-cost averaging untuk membeli aset selama empat bulan. Dengan kata lain, Anda menyisihkan $250 per bulan. Mungkin harga turun terus-menerus sedemikian rupa sehingga pada setiap interval waktu yang telah ditentukan harganya adalah $50, $35, $30, dan $25. Dalam kasus ini, modal investasi $1.000 telah menghasilkan 30,4 saham. Lalu bagaimana strategi ini memengaruhi keuntungan Anda jika Anda memilih untuk menjual pada harga jual yang sama?

Karena Anda berhasil membeli lebih banyak saham dari waktu ke waktu, investasi Anda tumbuh lebih cepat. Bahkan saat strategi lump sum membukukan kerugian, dollar-cost averaging berhasil menghasilkan keuntungan.

Dollar-Cost Averaging di Saat Bull Market

Sementara dollar-cost averaging adalah strategi yang efektif selama bear market, itu tidak sekuat saat bull market. Ketika harga pembelian Anda meningkat dari waktu ke waktu, saham yang diperoleh akan lebih sedikit daripada jumlah saham yang akan Anda beli secara sekaligus. Misalnya, Anda dapat membagi $1.000 secara merata di empat pembelian dan harga per saham adalah $50, $65, $70, dan $80. Dengan rencana pembelian ini, Anda akan mendapatkan 15,5 saham. Bagaimana hal ini memengaruhi keuntungan Anda?

Dari tabel di atas, Anda akan melihat bahwa profitabilitas investasi Anda berkurang secara signifikan.

Dollar-Cost Averagin di Pasar Fiat

Skenario ketiga adalah ketika harga aset agak stabil dari waktu ke waktu. Di sini, Anda tidak akan merasakan dampak dari dollar-cost averaging. Misalnya, harga pembelian suatu aset bergerak menyamping dan membukukan $50, $55, $40, dan $60 pada setiap interval di mana Anda berinvestasi $250. Pada akhirnya, Anda akan memiliki total 18,9 saham yang sedikit lebih dekat dengan 20 saham yang dibeli dengan harga sekaligus $1.000 pada $50 masing-masing.

Apakah DCA Cocok untuk Investasi Kripto?

Seperti yang harus Anda perhatikan, strategi investasi dollar-cost averaging cocok untuk semua kelas investasi yang mudah berubah. Namun, DCA untuk kripto mungkin lebih penting. Ini karena aset kripto tidak ada duanya dalam hal volatilitas, dan tidak mudah untuk memprediksi kemungkinan pergerakan harga. Inilah sebabnya mengapa Anda mungkin perlu mengadopsi strategi dollar-cost averaging untuk meratakan harga pembelian Anda dan memanfaatkan penurunan pasar.

Namun, sangat penting untuk memastikan bahwa Anda tidak menderita kerugian yang signifikan selama siklus bull. Perhatikan bahwa strategi investasi DCA lebih ampuh ketika harga aset digital mengalami penurunan. Ini karena menurunkan harga pembelian rata-rata Bitcoin Anda dengan setiap pembelian berulang Bitcoin.

Cara Menggunakan DCA Sebagai Strategi Investasi Bitcoin

Untuk menggunakan dollar-cost averaging sebagai strategi investasi Bitcoin dan kripto, Anda dapat memilih layanan perantara yang menawarkan opsi pembelian berkala. Banyak bursa top, seperti Binance, Coinbase, Gemini, dan Crypto.com, menawarkan fitur pembelian berulang. Anda dapat dengan mudah mengatur frekuensi pembelian (harian, mingguan, bulanan), jumlah pembelian, dan membiarkan si bursa menangani sisanya untuk Anda. Namun, fitur ini mungkin hanya tersedia di AS hanya untuk beberapa bursa ini. Jika Anda ingin menghitung hasil investasi DCA di Bitcoin, ada situs web seperti ini. Mulai Agustus 2021, jika Anda hanya membeli Bitcoin senilai $10 setiap minggu selama 5 tahun, itu akan mengubah $2.610 menjadi $38.650. Itu adalah keuntungan 1.380% yang mengesankan!

Atau, jika fitur pembelian berulang tidak tersedia, Anda dapat mengatur rencana pembelian secara manual dengan memilih jumlah tetap untuk diinvestasikan pada interval yang telah ditentukan. Namun, ini akan membutuhkan lebih banyak disiplin dan usaha di pihak Anda, daripada metode atur dan lupakan di atas.

Apa Saja Manfaat Dollar-Cost Averaging?

Dari contoh kami di atas, aman untuk berkata bahwa investasi DCA ke kripto memperkuat profitabilitas investasi dengan memanfaatkan penurunan harga. Keuntungan lainnya termasuk:

  • Ini membantu menghindari risiko yang timbul dari kesalahan waktu pasar;
  • Ini menghilangkan keputusan investasi berbasis emosi;
  • Sangat cocok bagi Anda yang tertarik dengan investasi jangka panjang.

Apa Saja Kelemahan Dollar-Cost Averaging?

Kelemahan yang jelas adalah kenaikan biaya transaksi. Mengingat bahwa strategi ini memerlukan banyak pembelian, biaya perdagangan dapat meningkat secara signifikan, terutama saat menggunakan layanan pialang kripto untuk pertukaran fiat-ke-kripto. Namun, tergantung pada profitabilitas Anda dan durasi investasi, Anda mungkin belum tentu merasakan efek dari biaya tambahan yang timbul dari pembelian berkala dibandingkan dengan pembelian dengan jumlah lump sum sekaligus. Ada juga potensi kerugian sebagai akibat dari lonjakan harga aset yang konsisten. Semakin tinggi harga beli dari waktu ke waktu, semakin kecil dampak dollar-cost averaging sebagai strategi investasi.

Kesimpulan

Dollar-cost averaging adalah strategi investasi yang ampuh untuk pemula dan investor yang kurang tertarik secara teknis, terutama ketika berinvestasi jangka panjang di pasar yang volatil. Seperti yang dibahas dalam panduan ini, kemungkinan salah menebak waktu pasar itu rendah, dan risiko yang dihasilkan dari keputusan investasi berbasis emosi berkurang.

Artikel ini berisi tautan ke situs web pihak ketiga atau konten lain untuk tujuan informasi saja ("Situs Pihak Ketiga"). Situs Pihak Ketiga tidak berada di bawah kendali CoinMarketCap, dan CoinMarketCap tidak bertanggung jawab atas konten Situs Pihak Ketiga mana pun, termasuk namun tidak terbatas pada tautan apa pun yang terdapat dalam Situs Pihak Ketiga, atau perubahan atau pembaruan apa pun pada Situs Pihak Ketiga. CoinMarketCap menyediakan tautan ini kepada Anda hanya untuk kenyamanan, dan penyertaan tautan apa pun tidak menyiratkan pengesahan, persetujuan, atau rekomendasi oleh CoinMarketCap dari situs atau hubungan apa pun dengan operatornya. Artikel ini dimaksudkan untuk digunakan dan harus digunakan untuk tujuan informasi saja. Penting untuk melakukan penelitian dan analisis Anda sendiri sebelum membuat keputusan material apa pun yang terkait dengan produk atau layanan apa pun yang dijelaskan. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai, dan tidak akan ditafsirkan sebagai, nasihat keuangan. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik [perusahaan] penulis dan tidak mencerminkan pendapat CoinMarketCap.
7 people liked this article